Arif's Blog

Minggu, 23 September 2012

ANEKA RAGAM BAKAT ANAK DAN TIPS CARA MENGARAHKANNYA

1 komentar
  Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri.Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya. 
Memahami bakat anak merupakan langkah awal dalam membantu anak meraih masa depannya. Tetapi tahukah kita batasan-batasan tentang keberbakatan itu sendiri dan apa tantangan yang dihadapai dalam mengarahkannya? Apakah anak kita benar berbakat di bidang tertentu atau tidak? Apa yang orang tua dapat lakukan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anaknya. Dan apa yang harus diwaspadai agar usaha yang kita lakukan tidak berbuah simalakama. Terlalungoyo dalam mendorong salah, tidak didorong pun juga salah. Karena itu penulis mengajak anda untuk menyimak hal-hal yang mendasar tentang keberbakatan ini.
Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
  1. Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali.
  2. Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
  3. Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.

        Pada dasarnya ketiga pakar tersebut setuju bahwa untuk mengembangkan bakat seseorang diperlukan pengakuan dan perhatian, pemberian kesempatan mengembangkan minat, kerja keras, keuletan serta latihan terus menerus. 
Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat ini:
  1. Sulitnya menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak.
  2. Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
  3. Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar dilain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
  4. Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
  5. Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tak terukur oleh standar IQ. 
Jenis-jenis Bakat dan Kepandaian
1. Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic
Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-cirinya: Menonjolkah i` dalam olahraga tertentu? Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama? Pandaikah ia menirukan gerakan badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan yang membutuhkan ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya jepang), membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat, atau merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik untuk mengekspresikan dirinya?
2. Bahasa (Linguistic)
Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif. Beberapa pertanyaan yang bisa membantu menetukan apakah anak berbakat di bidang ini atau tidak. Apakah ia bisa menulis lebih baik dari anak seusianya? Sukakah ia bercerita atau membuat lelucon? Sukakah ia membaca buku? Apakah ia bisa mengeja lebih baik dari anak seusianya? Apakah ia dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan idenya secara baik.
3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)
Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-cirinya: Apakah ia tak hentinya ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja? Apakah ia suka bermain dengan angka? Sukakah ia akan pelajaran matematika di sekolah? Sukakah ia bermain dengan permainan asah otak seperti catur? Sukakah ia mengelompokkan benda-benda?
4. Musikalitas (Musical)
Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang membantu untuk menentukan apakah anak menunjukkan bakat musik yang menonjol: Pandaikah ia dalam menghafal lagu dan menyanyikannya? Dapatkah ia bermain alat musik? Sensitifkah ia terhadap suara-suara di sekitarnya? Apakah ia suka bersiul atau menggumam lagu?
5. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)
Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami fenomena alam. Ciri-cirinya: Sukakah ia berceloteh mengenai binatang kesayangannya atau tempat-tempat yang disukainya? Sukakah ia bermain di air? Apakah ia suka ke kebun binatang, taman safari atau kebun raya? Apakah ia bermain dengan binatang peliharaannya? Apakah ia suka mengoleksi kumbang, bunga, daun atau benda-benda alam lainnya?
Peran Sekolah dan Keluarga
            Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
            Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.
Apa yang orang tua bisa lakukkan di rumah: 
  • Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
  • Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
  • Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
  • Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
  • Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
  • Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
  • Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.

Hal yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
            Orang tua hendaknya waspada akan diri mereka apakah mereka memberikan respon sungguh terhadap kebutuhan anak ataukah hanya memberikan respon kepada bakat yang dimiliki anak. Tidak sedikit orang tua yang salah dalam hal ini yaitu adakalanya orang tua menyadari anak mereka berbakat lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya mengikuti latihan-latihan dengan program yang sangat ketat. Dorongan seperti ini lambat laun akan membuat anak menyadari bahwa orang tua mereka lebih berminat pada bakat yang mereka miliki daripada memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka selaku anak-anaknya.
            Karenanya para orang tua serta pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Dorongan, apalagi pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak untuk mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau melakukan sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka bahkan akan hilang sebagian.
  2. Pujian yang berlebihan pada anak-anak usia muda atau menjadikan anak sebagai figur publik secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung melunturkan semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.
  3. Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terbjebak ke dalam sikap lupa diri.
  4. Para orang tua yang memiliki anak-anak berbakat hendaknya jangan terlalu berharap bahwa anak-anak tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau inovator. Seorang anak yang berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi pelayan kesehatan yang sangat baik bagi masyarakat

Rabu, 19 September 2012

( Amazing ) New Device Uses Computer Game to Test Vision in Children

0 komentar
Researchers from the University of Tennessee Space Institute are developing a device which should make eye exams in children a whole lot simpler. The device is called the Dynamic Ocular Evaluation System (DOES) and it can screen the eyes for abnormalities, while the children watch a cartoon or play a computer game. Here’s how it works:


“DOES is low-cost, high-quality, and operator- and child-friendly. It takes about a minute to train someone to use it. The test is done as the child watches a three-minute cartoon or plays a computer game. Infrared light is used to analyze the binocular condition and the assessment is reported on-site within a minute. Neither eye dilation nor verbal response is required.
At the beginning of the cartoon, a three-second comprehensive test screens for binocular refractive risks, high-order aberration, scattering, ocular alignment, and significant neural problems. The subsequent dynamic test searches for less significant signs of abnormal ocular alignment, neural responses, amblyopia, and—in the future—mental statuses that include dyslexia, attention deficit hyperactivity disorder, post-traumatic stress disorder, and autism. The images and results are digitally recorded and can be electronically transmitted to specialists for referral if necessary.”
Good vision screening in children can detect all kinds of vision disorders. If unnoticed, these disorders can lead to learning disabilities, such as dyslexia. Currently the researchers are testing how the results of DOES compare against traditional eye exams. In any case, they already have the industry interested in taking the device to market.

Press release: UT Researchers Develop Comprehensive, Accessible Vision Testing Device

by : http://www.ideaconnection.com/new-inventions/

Minggu, 16 September 2012

DRESS FOR SUCCES

1 komentar
Lama sekali gak posting karena disibukan oleh tugas sekolah. hahahahahah
yupzzz langsung aja ini postingan saya kasih 
DRESS FOR SUCCESS......!!!!!!!!


Sebelum anda menghadiri wawancara kerja, pastikan anda membaca tips berpakaian ini!!. Banyak orang memastikan bahwa penampilan merupakan aspek penting dalam proses pencarian kerja. Semakian baik anda berpakaian, maka anda akan semakin percaya diri. 

Adalah benar bahwa “Anda adalah apa yang anda kenakan!!”, terutama saat anda diundang untuk wawancara kerja. 

Percaya atau tidak, anda akan dinilai mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut saat anda melakukan wawancara kerja. Tidak hanya pengalaman dan kepribadian yang diukur…tapi juga penampilan anda. Dress code untuk pria dan wanita berbeda, jadi artikel ini akan dibagi menjadi dua bagian menurut gendernya. 

Tidak ada kesan seperti kesan pertama. Keputusan penting tentang anda dibuat pada tiga menit pertama wawancara kerja. 

Tujuan pakaian yang anda pakai adalah memproyeksikan profesionalitas anda. 

Pertimbangkan : 

Pakaian anda sebaiknya menambah nilai bagi penampilan anda. Lebih penting lagi, pakaian tidak boleh menggangu pesona bisnis anda. 

Dengan memakai seragam bisnis anda, anda dapat mengkomunikasikan kepada pewawancara bahwa anda dewasa, profesional dan bisa menjadi anggota dari sebuah tim. 

Walaupun dress code intern perusahaan tersebut santai, pakaian anda saat wawancara haruslah mengikuti standar konservatif. 

Dress up – berpakaianlah yang terbaik saat anda benar-benar bekerja diperusahaan tersebut.

Dibawah ini adalah tips bagaiman berpakaian untuk hasil yang terbaik : 

Carilah informasi tentang perusahaan tersebut. 
Cari tahu tentang dress-code perusahaan dan pakailah. 
Pilihlah pakaian yang pernah anda pakai dan anda merasa nyaman menggunakannya. 

Cobalah pakaian tersebut beberapa hari sebelumnya, karena akan banyak waktu untuk mencuci dan memperbaikinya, bila ada kerusakan. 
Segalanya harus bersih, rapih dan diseterika. 
Rambut dan kuku harus bersih. 

Parfum sebaiknya yang tidak menusuk atau sama sekali tidak memakai parfum. Warna favorit orang Amerika adalah warna biru, karena merefleksikan kepercayaan, ketenangan dan percaya diri. Biru adalah warna yang sangat bagus untuk wawancara kerja. 
Sepatu sebaiknya nyaman dipakai dan disemir dengan rapi. 

Berhati-hatilah dengan parfum, banyak orang yang sangat alergi terhadap parfum, terutama yang berlebihan. 

Mengenai perhiasan, sebaiknya pakailah yang palsu saja, agar tidak terlalu mencolok. 

Bersihkan dan semir tas kerja atau dompet anda, aturlah isi didalamnya. 
Bawalah pulpen dan kertas kemudian pastikan bahwa pulpennya bekerja dengan baik dan letakkan di tempat yang gampang anda jangkau. 

Untuk Pria – Perhatikan tips berikut ini 

Kemeja dengan warna biru, abu-abu atau krem (hindari warna hitam karena merupakan warna berkabung). 

Pakailah bahan yang nyaman dan tidak mencolok 
Sepatu resmi dengan kaos kaki warna gelap 
Cocokkan dasi dengan seragam yang anda kenakan 


Untuk Wanita – Perhatikan tips berikut ini 

Baju yang simpel 
Gaun resmi yang simpel (terusan resmi) dan bukan gaun untuk ke pesta 
Kombinasi gaun dan jaket resmi, boleh juga anda kenakan 
Blouse simpel 
Bahan yang alami – wol, katun, atau sutra 
Warna konservatif – biru, abu-abu, krem atau hitam 
Hindari warna yang mencolok, demikian juga dengan make-up anda jangan berlebihan 
Sepatu resmi yang tidak terlalu tinggi dengan stocking warna netral 

Dress For Success By Leslie Plotkin

 

Follow me!!